Adalah menakjubkan manakala kau tau ada kehidupan lain dlm tubuhmu..
Buah hatimu
Buah cintamu
Dunia Dalam Hatiku
Seluas angan jagat raya
Senin, 20 April 2020
Selasa, 28 Januari 2014
ekspresi
foto-foto ini di ambil dari momen-momen yang ada di TK Model Terpadu Bojonegoro
1. yudha bersama Tc Ana
2. Adriano
3. Tiara
4. Devina
4. fadil
5. tc iil (di alun-alun Bojonegoro)
6. fadil dan lutfi
7. adam
8. zaza
9. EMMA YUDHA
10. Ji Young
11. Wildan
12. Mourin
13. Emma
14. Abi
15. Ziva
16. Bella
17. Vito Rubby
18.linda rani elma
19. linda, rani, elma, tiara, revan
20. Khesya, linda, rani, elma, tiara, revan
21. Reva
22. Fahri
1. yudha bersama Tc Ana
2. Adriano
4. Devina
5. tc iil (di alun-alun Bojonegoro)
6. fadil dan lutfi
7. adam
8. zaza
9. EMMA YUDHA
10. Ji Young
11. Wildan
12. Mourin
13. Emma
14. Abi
15. Ziva
16. Bella
17. Vito Rubby
18.linda rani elma
19. linda, rani, elma, tiara, revan
20. Khesya, linda, rani, elma, tiara, revan
21. Reva
22. Fahri
Senin, 16 September 2013
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN SOSIO EMOSIONAL ANAK MELALUI PERMAINAN SOSIODRAMA
Usia 4-6 tahun
merupakan masa peka yang penting bagi anak untuk mendapatkan pendidikan
(Kementrian Pendidikan Nasional Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan sekolah dasar,Pedoman Pengembangan
Program Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak Tahun 2010:1). Pengalaman yang
diperoleh anak dari lingkungan, termasuk stimulasi yang diberikan oleh orang
dewasa, akan mempengaruhi kehidupan anak di masa yang akan datang. Oleh karena
itu diperlukan upaya yang mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya
berupa kegiatan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan usia, kebutuhan dan
minat anak agar masa peka anak ini dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga
bisa betul-betul siap menghadapi permasalahan yang lebih kompleks ketika mereka
dewasa nanti.
a. Pengertian
Kecerdasan Sosio Emosional Anak
Kecerdasan Sosial anak adalah kemampuan anak untuk
dapat berinteraksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa meningkatkan rasa
percaya diri dalam situasi sosial dan membuat dia lebih tenang di tengah banyak
orang.( Depdiknas, 2010. Hal : 31 )
Kecerdasan Emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ (bahasa
Inggris: emotional quotient) adalah kemampuan
seseorang untuk menerima,
menilai,
mengelola,
serta mengontrol emosi
dirinya dan oranglain di sekitarnya. Dalam hal ini mengacu pada perasaan
terhadap informasi akan suatu hubungan. Sedangkan kecerdasan mengacu pada
kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan
emosional)
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan Kemampuan Sosio Emosional anak adalah
kemampuan anak untuk mengelola emosi dirinya dengan orang lain yang berkenaan
dengan hati dan kepedulian antar sesama manusia serta kemampuan untuk mengelola
emosi diri sendiri maupun orang lain sehingga ia bisa berinteraksi dengan baik
dengan teman-teman sebaya atau dengan orang dewasa di lingkungan sekitarnya.
b. Ciri
Umum Perkembangan Sosial Anak TK
Kemendiknas (2010: 31) mengemukakan
bahwa ciri umum perkembangan sosial anak usia 4-5 tahun antara lain :
1)
Menjadi
lebih sadar akan diri sendiri.
Anak mulai memahami akan dirinya
sendiri seperti menyebutkan siapa namanya, nama ayah ibu, alamat. Pada usia ini
anak mampu menyebut benda-benda yang dimiliki, benda-benda yang dia suka dll.
2)
Mengembangkan
perasaan rendah hati.
Saat dunianya makin luas dan
kesempatan berinteraksi semakin sering dan bervariasi maka akan tumbuh
kesadaran akan makna persahabatan dan peran sosial.
3)
Menjadi
sadar akan rasial dan perbedaan seksual.
Pada usia ini pada umumnya kesadaran
mereka terhadap peran jenis kelamin telah berkembang. Anak laki-laki lebih
senang bermain di luar, bermain kasar dan bertingkah laku agresif, sedangkan
anak perempuan lebih suka bermain yang bersifat kesenian, bermain boneka atau
menari.
4)
Dapat
mengambil arah mengikuti beberapa aturan.
Pada masa ini perkembangan mengatur
diri sendiri makin besar. Anak mulai bisa menerima strategi dan rencana yang
lebih fleksibel untuk mengatur perilakunya sesuai dengan aturan dan larangan
orang dewasa .
5)
Anak
mulai menunjukan suatu pertumbuhan dalam hal perasaan atau pengertian dari
kepercayaan pada diri sendiri. Pertumbuhan dalam hal perasaan bisa terlihat
pada kemampuanya untuk berempati, sikap ramah dan kemurahan hati.
6)
Bermain
paralel
Pada tahap ini anak mulai peduli
terhadap teman-temanya yang bermain bersamanya, mereka bisa bermain bersama
dengan mainan yang sama dalam satu ruangan. Namun terkadang apa yang dilakukan
masing-masing anak tidak saling tergantung dan berhubung. Jika ada seorang anak
yang meninggalkan arena, permainan anak-anak lain masih tetap berjalan. Di
Taman Kanak-kanak kita sering melihat anak-anak bergerombol di area pasir.
Masing-masing anak sibuk sendiri dengan imajinasinya sendiri, ada yang membuat
kue, ada yang membuat menara pasir, ada pula yang asik membentuk aneka cetakan.
Masing-masing asik bermain tidak saling tergantung dalam melakukan aktifitas
tersebut hingga ketika ada anak yang pindah ke area lain anak-anak lain tidak
terpengaruh dan tetap dapat melanjutkan permainanya.
7)
Memiliki
teman bermain.
Pada anak usia ini sedikit demi
sedikit telah berkembang kemampuan mencari kegiatan yang bisa memuaskan
perasaanya. Salah satunya yaitu dengan mencari teman yang bisa diajak berbagi
rasa. Ketika orang lain telah diterima untuk memasuki kehidupanya maka orang
itu akan selalu dibutuhkanya bahkan mungkin anak akan berfikir bahwa orang itu
adalah bagian dari hidupnya. Anak akan merasa nyaman jika ada teman bersamanya,
begitupun sebaliknya.
c. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan Sosial Emosional Anak
Hurlock (1993) mengungkapkan hal-hal yang dapat
mempengaruhi perkembangan sosio anak antara lain :
1)
Kondisi
Fisik
a)
Apabila keseimbangan tubuh terganggu
karena kelelahan atau kesehatan yang
buruk atau perubahan yang berasal dari perkembangan maka mereka akan mengalami
emosi yang meninggi. Kondisi-kondisi fisik yang mengganggu antara lain :
b)
Kesehatan yang buruk, di sebabkan karena
gizi yang buruk, gangguan pencernaan atau penyakit. Masih menurut hurlock
kondisi kesehatan yang buruk pada seseorang akan membuat dirinya menjadi
terbatas di banding dengan orang yang sehat, taapalagi jika kondisi tersebut
berlangsung lama.
c)
Kondisi yang merangsang, seperti
pengakit kulit termasuk rasa gatal apabila ada pada bagian tubuh yang terbuka
bisa mengakibatkan seorang merasa minder dan menutup diri. Gatal yang tak henti
akan mengakibatkan kejengkelan pada individu dan dapat menimbulkan emosi yang
tak terkontrol, terutama pada saat ingin mengahiri rasa sakitnya.
d)
Gangguan kronis, seperti asma atau
penyakit kencing manis. Penyakit kronis kerap membuat seorang putus asa.
e)
Perubahan kelenjar, terutama pada saat
masa puber.
2)
Kondisi
Psikologi
Kondisi psikologis yang dapat mempengaruhi emosi
antara lain :
a)
Perlengkapan intelektual yang buruk,
anak yang memiliki tingkat intelektual rendah rata-rata mempunyai pengendalian
emosi yang kurang di bandingkan dengan anak yang pandai pada tingkat umur yang
sama.
b)
Kegagalan dalam mencapai tingkatan aspirasi.
Kegagalan berulang-ulang dapat mengakibatkan timbulnya keadaan cemas, sedikit
atau banyak.
c)
Kecemasan setelah pengamalan emosi
tertentu yang sangat kuat. Sebagai contoh akibat lanjutan dari pengalaman
menakutkan akan mengakibatkan anak merasa takut kepada setiap situasi yang
mengancam.
3)
Kondisi
lingkungan
Ketegangan yang terus menerus, jadwal yang ketat dan
terlalu banyak pengalaman yang menggelisahkan yang merangsang anak secara
berlebihan akan berpengaruh pada emosi anak. Berikut penjelasanya.
a)
Ketegangan yang disebabkan oleh
pertengkaran dan penyelisihan yang terus menerus. Pertengkaran atau
perselisihan dalam konteks hubungan sosial sebenarnya wajar akan tetapi jika
konflik tersebut berlangsung secara terus menerus akan menimbulkan emosi dan akibatnya
rusaknya hubungan sosial yang wajar.
b)
Ketegangan yang disebabkan serta
disiplin yang otoriter. Disiplin itu baik tetapi jika dipaksakan akan
menimbulkan dampak buruk bagi pihak yang dikenalnya. Lama-kelamaan bisa
menimbulkan pemberontakan serta keinginan untuk keluar dari tata norma yang ada
tersebut.
c)
Sikap orang tua yang selalu mencemaskan
atau terlalu melindungi, over protective bisa mengakibatkan penolakan dari
orang yang disayanginya. Seolah-olah rasa sayang dibalas dengan rasa benci.
Karena sesungguhnya sudah menjadi sifat alamiah manusia tidak mau terlalu
dilindungi dan diatur oleh pihak luar.
d)
Suasana otoriter di sekolah. Guru yang
terlalu menuntut atau pekerjaan sekolah yang tidak sesuai dengan kemampuan anak
akan menimbulkan kemarahan sehingga pulang ke rumah dalam keadaan kesal.
d. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk
mengembangkan kecerdasan emosional anak.
Seperti diketahui bahwa perkembangan emosi anak pada
usia prasekolah sangat kuat sekali. Pada usia tersebut keadaan emosi anak penuh
dengan ketidakseimbangan sehingga mereka mudah untuk tidak fokus dalam artian
bahwa ia gampang terbawa ledakan-ledakan emosi sehingga menjadi sulit untuk di
bimbing. untuk itu orang tua atau guru perlu menyiapkan kondisi yang ideal
untuk mengatasi berbagai hambatan perkembangan sosial emosi anak.
Karakteristik perkembangan anak usia TK bersifat
holistic atau menyeluruh. Artinya antara aspek perkembangan yang satu dengan
yang lain saling berkaitan. Aspek perkembangan yang satu mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh aspek perkembangan lainya(Bredekamp,1997) Untuk itu
kurikulum/program kegiatan yang direncanakan harus mampu mengembangkan potensi
anak seutuhnya.
Eliason & jenkins (1994) menegaskan bahwa
pembelajaran yang cocok untuk anak usia prasekolah adalah pembelajaran berbasis
pada tema, melalui tema pada kurikulum terpadu memudahkan anak dalam membangun
kosep, tentang benda atau peristiwa yang ada di lingkunganya.
Keunggulan
pembelajaran tematik antara lain:
1.
Pengalaman dan kegiatan belajar sangat
relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia dini
2.
Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik bertolakdari minat dan kebutuhan siswa;
3.
Kegiatan belajar akan lebih
bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih
lama;
4.
Membantu mengembangkan keterampilan
berpikir siswa;
5.
Menyajikan kegiatan belajar yang
bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam
lingkungannya; dan
6.
Mengembangkan keterampilan sosial siswa,
seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang
lain.
Dengan
pelaksanaan pembelajaran memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat
yaitu:
1.
Dengan menggabungkan beberapa kompetensi
dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena
tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan
2.
Siswa mampu melihat hubungan-hubungan
yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau
alat, bukan tujuan akhir.
3.
Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa
akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak
terpecah-pecah.
4.
Dengan adanya pemaduan antarmata
pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.
(http://tunas63.wordpress.com/2009/09/07/ciri-dan-manfaat-pembelajaran-tematik/)
1. Permainan Sosiodrama
a. Pengertian Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode
pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia
seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan
lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan
penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa
untuk memecahkannya (Depdiknas, 2010: 23).
Kaitanya
dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak, sosiodrama adalah suatu cara mengajar
dengan cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam
hubungan sosial, pada permainan ini titik tekan ada pada keterlibatan emosional
dan pengamatan indera kedalam suatu situasi masalah yang di hadapi secara
nyata.
Peranan
sosiodrama dapat digunakan apabila :
1.
Pelajaran
dimaksudkan untuk melatih dan menanamkan pengertian dan perasaan seseorang
2.
Pelajaran
dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial dan rasa tanggung
jawab dalam memikul amanah yang telah dipercayakan
3.
Jika
mengharapkan partisipasi kolektif dalam mengambil suatu keputusan
4.
Apabila
dimaksudkan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu sehingga diharapkan siswa
mendapatkan bekal pengalaman yang berharga, setelah mereka terjun dalam
masyarakat kelak
5.
Dapat
menghilangkan malu, dimana bagi siswa yang tadinya mempunyai sifat malu dan
takut dalam berhadapan dengan sesamanya dan masyarakat dapat berangsur-angsur
hilang, menjadi terbiasa dan terbuka untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya
6.
Untuk
mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga amat berguna
bagi kehidupannya dan masa depannya kelak, terutama yag berbakat bermain drama,
lakon film dan sebagainya. (http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/16/metode-sosiodrama-dan-bermain-peranan-role-playing-method/)
b. Tujuan permainan Sosiodrama
Dapat
dikatakan bahwa teknik sosiodrama lebih tepat digunakan untuk mencapai tujuan
yang mengarah pada:
1.
Aspek afektif motorik dibandingkan
pada aspek kognitif, terkait dengan kehidupan hubungan sosial. Sehubungan
dengan itu maka materi yang disampaikan melalui teknik sosiodrama bukan materi
yang bersifat konsep- konsep yang harus dimengerti dan dipahami, tetapi berupa
fakta, nilai, mungkin juga konflik-konflik yang terjadi di lingkungan
kehidupannya.
2.
Melalui permainan sosiodrama,
konseli diajak untuk mengenali, merasakan suatu situasi tertentu sehingga
mereka dapat menemukan sikap dan tindakan yang tepat seandainya menghadapi
situasi yang sama. Diharapkan akhirnya mereka memiliki sikap dan keterampilan
yang diperlukan dalam mengadakan penyesuaian sosial. (http://animenekoi.blogspot.com/2012/05/teknik-sosiodrama.html)
c. Langkah-langkah yang di tempuh
Untuk mempermudah dalam praktik
pembelajaran Husniah (2011) merinci proses pembelajaran sosiodrama menjadi
1.
Awal
pembelajaran guru memperkenalkan aturan main dari model pembelajaran yang akan
digunakan kepada siswa.
2.
Kelas
dibagi menjadi beberapa kelompok
3.
Guru
mengarahkan siswa untuk menentukan tema dan skenario yang meliputi situasi,
masalah, peristiwa dan latar.
4.
Siswa
secara bergantian memerankan drama yang telah disiapkannya.
5.
Guru
sebagai sutradara (fasilitator) dapat menghentikan drama (apabila esensi atau pokok
yang akan dibahas telah dicapai)
6.
Guru
mengarahkan pada diskusi. Pada proses ini guru dan siswa memberikan komentar,
kesimpulan, atau catatan mengenai topik yang diangkat dalam sosiodrama dan
tanggapan mengenai penampilan siswa.
d. Kelebihan dan kekurangan permainan
sosiodrama
1. Kelebihan Permainan Sosiodrama
a) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan
lama dalam ingatan siswa.
b)
Sangat
menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh
antusias
c)
Membangkitkan
gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa
kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
d)
Dapat
menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik
butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri
e) Dimungkinkan dapat meningkatkan
kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan / membuka kesempatan bagi
lapangan kerja
2. Kekurangan Permainan Sosiodrama
a)
Sosiodrama
dan bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak
b)
Memerlukan
kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini
tidak semua guru memilikinya
c)
Kebanyakan
siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan
tertentu
d)
Apabila
pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja
dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran
tidak tercapai
e)
Tidak
semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini (http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/16/metode-sosiodrama-dan-bermain-peranan-role-playing-method/)
Pengembangan
kemampuan Sosio Emosional anak Melalui Permainan Sosiodrama
Aktivitas bermain bagi seseorang
anak memiliki peranan yang cukup besar dalam mengembangkan kecakapan sosialnya
sebelum anak mulai berteman. Menurut Singer (2004) mengemukakan bahwa dalam
bermain dapat digunakan anak untuk menjelajahi dunianya, mengembangkan
kopetensi dalam usaha mengatasi dunianya, mengembangkan kreatifitasnya dan
dengan bermain anak memiliki kemampuan untuk memahami konsep secara alamiah
tanpa unsur
paksaan.(http://blog.elearning.unesa.ac.id/galuh-dwi-b/bermain-pada-anak-usia-dini)
Sikap yang bisa
di kembangkan dalam bermain antara lain :
a. Sikap sosial
Bermain mendorong anak untuk meninggalkan
pola berfikir egosentrisnya. Dalam situasi bermain anak bisa mempertimbangkan
sudut pandang teman bermainya sehingga egosentrisnya bisa sedikit demi sedikit
berkurang. Dalam permainan, anak belajar bekerjasama untuk tujuan bersama.
Mereka belajar untuk menunda kepuasan sendiri selama beberapa menit, misalnya
saat menunggu giliran bermain. Iapun terdorong untuk belajar berbagi, bersaing
dengan jujur, menang atau kalah dengan sportif, mempertahankan haknya dan
peduli terhadap hak-hak orang lain. Lebih lanjut ia pun akan belajar makna
kerja tim dan semangat tim.
b. Belajar berkomunikasi
Untuk dapat bermain dengan baik bersama orang
lain, anak harus bisa mengerti dan dimengerti oleh teman-temanya. Hal ini
mendorong anak untuk belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik, bagaimana
membentuk hubungan sosial, bagaimana menghadapi dan memcahkan masalah-masalah
yang timbul dalam hubungan tersebut.
c. Belajar mengorganisasi
Saat bermain bersama orang lain, anak juga
berkesempatan belajar berorganisasi. Bagaimana ia harus melakukan pembagian
peran diantara mereka yang turut serta dalam permainan tersebut, misalnya siapa
yang menjadi guru dan siapa yang menjadi muridnya.
d. Lebih menghargai perbedaan/perbedaan orang
lain
Bermain memungkinkan bagi anak untuk
mengembangkan kemampuan empatinya. Saat bermain dalam sebuah peran, misalnya
anak tidak hanya memerankan identitas tokoh, tetapi juga pikiran-pikiran dan
perasaan-perasaan tokoh tersebut. Permainan (bermain peran) membantu anak
membangun pemahaman yang lebih baik atas orang lain, lebih toleran, serta mampu
berlapang dada terhadap perbedaan-perbedaan yang dijumpai.
e. Menghargai harmoni dan kompromi
Saat dunianya semakin luas dan kesempatan
berinteraksi semakin sering dan bervariasi maka akan tumbuh kesadaranya akan
makna peran sosial, persahabatan, perlunya menjalin hubungan serta perlunya
strategi dan diplomasi dalam berhubungan dengan orang lain. Anak tidak akan
begitu saja merebut mainan teman, misalnya ia tahu konsekuensi ditinggalkan
atau dimusuhi.
Langganan:
Postingan (Atom)